nama id keren

2024-10-08 04:20:35  Source:nama id keren   

nama id keren,erek jerapah,nama id keren

  • Pasar keuangan RI bergerak beragam kemarin, tetapi IHSG masih menunjukkan tajinya melesat ke level tertinggi baru.
  • Wall Street semalam ditutup hijau, membawa gairah untuk menularkan positif ke pasar saham RI hari ini.
  • Sentimen pasar akhir pekan ini semakin optimis the Fed pangkas suku bunga 25 bps setelah data pasar tenaga kerja tetap stabil dan inflasi melandai.

Jakarta, CNBC Indonesia -Pasar keuangan RI pada perdagangan kemarin Kamis (12/9/2024) bergerak beragam. IHSG cetak rekor ATH lagi, tetapi rupiah melemah dan obligasi di lego investor.

Sentimen selengkapnya terkait proyeksi perdagangan pasar hari ini, Jumat (13/9/2024) silahkan bisa dibaca pada halaman ketiga artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup bergairah dan kembali mencetak rekor tertinggi barunya pada perdagangan Kamis (12/9/2024), setelah dirilisnya data inflasi Amerika Serikat (AS) yang melandai lebih dari ekspektasi pasar.

IHSG ditutup menguat 0,48% ke posisi 7.798,15. IHSG juga sempat menyentuh level psikologis 7.800 di sepanjang perdagangan. Namun di akhir perdagangan, IHSG gagal untuk bertahan di level psikologis tersebut.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan mencapai sekitar Rp 14 triliun dengan volume transaksi mencapai 44 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 309 saham naik, 249 saham turun, dan 238 saham stabil.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi yang paling kencang penguatannya sekaligus menjadi penopang terbesar IHSG, yakni mencapai 7,61%.

Dari sisi saham, emiten pertambangan batu bara yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi penopang terbesar IHSG yakni mencapai 10,8 indeks poin.

Selain itu, ada pula emiten teknologi data center yakni PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dan emiten teknologi super apps PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang juga turut menopang IHSG yakni masing-masing sebesar 9,8 indeks poin dan 9 indeks poin.

Berikut saham-saham penopang IHSG pada akhir perdagangan kemarin Kamisi.

 

IHSG kembali bergairah dan kembali mencetak ATH barunyai, setelah dirilisnya data inflasi AS yang melandai lebih dari ekspektasi pasar.

Pada Rabu, Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) naik 0,2% secara bulanan (month-to-month/mtm)pada bulan lalu setelah naik dengan tingkat yang sama pada Juli lalu. Ini sesuai dengan perkiraan pelaku pasar.

Sementara dalam basis tahunan (year-on-year/yoy), data IHK AS pada Agustus tercatat mengalami inflasi 2,5%. Inflasi ini menjadi yang paling lambat sejak Februari 2024 dan lebih baik dari ekspektasi yang memperkirakan tumbuh 2,6% yoy dari inflasi 2,9% pada Juli 2024.

Beralih ke nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada kemarin malah terpantau ditutup melemah.

Menurut data dari Refinitiv, mata uang Garuda ditutup Rp15.425./US$, turun 0,19% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.

 

Pada penutupan kemarin, pergerakan rupiah bersamaan dengan melandai-nya data inflasi AS yang dirilis Rabu malam (11/09/2024).

Data inflasi konsumen yang melambat lebih dari perkiraan pasar memunculkan harapan akan kemungkinan penurunan suku bunga bank sentral AS (The Fed) dalam waktu dekat.

Seiring dengan melemahnya rupiah, pasar obligasi juga terpantau dijual investor, tetapi masih dalam level stabil. Hal ini tercermin dari yield obligasi acuan dengan tenor 10 tahun yang naik tipis sebesar 0,11% dalam sehari menjadi 6,58%.

Perlu dicatat, pergerakan yield pada obligasi berbanding terbalik dengan harga. Artinya, ketika imbal hasil naik, maka harga sedang mengalami penurunan yang mencerminkan investor menjual surat negara tersebut.

Pasar saham AS atau Wall Street pada perdagangan Kamis malam sampai Jumat dini hari waktu Indonesia (12-13 September 2024) berhasil ditutup hijau.

Hal tersebut seiring dengan optimisme pasar akan penurunan suku bunga the Fed secara soft landing sebesar 25 basis poin (bps).

S&P 500 (SPX) terpantau naik 42,70 poin, atau 0,77%, dan ditutup di 5.596,83, Nasdaq Composite (IXIC) naik 175,63 poin, atau 1,01%, menjadi 17.571,16. Sementara Dow Jones Industrial Average (DJI) menguat 243,64 poin, atau 0,60% ke posisi 41.105,35.

Saham-saham berkapitalisasi kecil Russell yang lebih sensitif terhadap ekonomi berkinerja lebih baik sepanjang perdagangan semalam.

Baca:
Makin Optimis Suku Bunga Turun, S&P 500 - Nasdaq Dibuka Hijau!

Mengutip Reuters, Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana mengatakan "Mungkin ada perburuan saham murah. Saham berkapitalisasi kecil adalah area yang tertinggal sepanjang tahun dan cenderung sensitif terhadap suku bunga, jadi jika suku bunga turun, mungkin akan berdampak baik,"

Dari sisi sentimen, semalam rilis Indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir naik 0,2% pada Agustus, dibandingkan dengan estimasi pertumbuhan 0,1%. Angka inti, yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, naik 0,3%, lebih tinggi dari perkiraan 0,2%.

Secara terpisah, klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara mencapai 230.000 untuk minggu yang berakhir pada 7 September, sejalan dengan perkiraan pasar..

Baca:
Donald Trump Menang Pilpres, Janji Mau Bongkar Rahasia UFO

Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia menyatakan data pekan ini cukup meyakinkan untuk the Fed bisa pivot secara lebih konservatif.

"Data minggu ini cukup menegaskan bahwa kita tidak mungkin mengalami pendaratan keras dan bahwa kita sedang mengalami pendaratan lunak. Inflasi turun pada angka konsumen dan produsen," ungkap Peter.

Ia menambahkan "Selama investor melihat adanya penurunan suku bunga dan jalan ke depan untuk penurunan suku bunga, mereka akan gembira dengan prospek di pasar saham dan khususnya sektor yang sedang mengalami pertumbuhan,"

Sentimen pada akhir pekan ini, Jumat (13/9/2024) tidak akan banyak menanti rilis data, tetapi pelaku pasar semakin yakin suku bunga akan turun pada pertemuan the Fed pekan depan setelah rilis inflasi dan data seputar pasar tenaga kerja.

Pasar saham Amerika Serikat (AS) semalam juga ditutup bergairah, hal ini menjadi menarik diperhatikan lantaran potensi menular positif ke pergerakan pasar saham RI hari ini.

Secara lebih rinci, berikut sentimen yang akan mempengaruhi pasar hari ini :

Pasar Tenaga Kerja Stabil, Tren Inflasi Turun

Dari negeri Paman Sam, semalam kita mendapatkan rilis data terkait klaim pengangguran yang semakin menambah kondisi terkini pasar tenaga kerja AS dan data inflasi produsen.

Jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 7 September 2024 bertambah sesuai ekspektasi sebanyak 230.000. Ini menunjukkan bahwa PHK tetap rendah bahkan saat pasar tenaga kerja melambat.

Laporan tersebut mengikuti data tingkat pengangguran yang menurun jadi 4,2% pada Agustus dari level tertinggi hampir tiga tahun sebesar 4,3% yang dicapai pada bulan Juli dan inflasi dasar yang mengindikasikan adanya kekakuan bulan lalu.

Data lain dari Departemen Tenaga Kerja pada hari Kamis malam menunjukkan harga produsen naik sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan pada bulan Agustus di tengah pemulihan biaya jasa.

Meski begitu, data inflasi konsumen Agustus yang rilis Rabu menunjukkan hasil baik. Dalam basis tahunan tumbuh 2,5%, lebih baik dari ekspektasi yang berharap tumbuh 2,6% dari bulan sebelumnya 2,9%.

 

Laju inflasi yang secara keseluruhan telah melandai ini setidaknya meredakan kondisi pasar tenaga kerja yang mengecewakan pekan lalu dan ekspektasi pasar terhadap resesi ekonomi.

Data pemerintah AS pada pekan lalu menunjukkan penggajian non-pertanian (non-farm payroll/NFP) meningkat di bawah ekspektasi pada Agustus lalu, tetapi tingkat pengangguran AS turun menjadi 4,2% dari 4,3% pada Juli lalu.

Pelaku pasar kini juga melihat bahwa pemangkasan suku bunga sudah semakin dekat, mengingat target inflasi The Fed di 2% sudah semakin mungkin tercapai.

Optimisme The Fed Bakal Soft Landing Meningkat

Kombinasi pasar tenaga kerja yang cukup stabil dan tren inflasi yang melandai semakin memperkecil kemungkinan Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada pekan depan.

Christopher Rupkey, kepala ekonom di FWDBONDS mengatakan "Harga produsen tidak terlalu tinggi dan pasar tenaga kerja juga tidak terlalu memburuk, jadi mungkin tidak ada alasan bagi pejabat Fed untuk mengejutkan pasar dengan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin yang lebih besar dari perkiraan minggu depan,"

Menurut perhitungan CME FedWatch Tool, kini pasar melihat peluang pemangkasan suku bunga the Fed sebesar 25 bps ke level 5,00%- 5,25% sebesar 65%.

Peluang suku bunga The Fed turun pada pertemuan 18 September mendatangFoto: CME FedWatch Tool
Peluang suku bunga The Fed turun pada pertemuan 18 September mendatang

Menanti Data Sentimen Konsumen AS

Beralih pada hari ini akan ada rilis data terkait sentimen konsumen AS yang dirilis oleh Universitas Michigan untuk periode September 2024. Menurut platform penghimpun data, Trading Economics, sentimen konsumen terbaru bisa naik lagi jadi 68.

Pada bulan sebelumnya, menurut laporan akhir Indeks Sentimen Konsumen Michigan berada di 67,9. Capaian pada Agustus tersebut menjadi kenaikan pertama setelah lima bulan turun terus.

Baca:
Makin Optimis Suku Bunga Turun, S&P 500 - Nasdaq Dibuka Hijau!

Indeks Sentimen Konsumen Michigan adalah survei bulanan mengenai tingkat kepercayaan konsumen di AS sehubungan dengan perekonomian, keuangan pribadi, kondisi bisnis, dan kondisi pembelian, yang dilakukan oleh University of Michigan.

Ada dua laporan yang dirilis setiap bulan; laporan awal dirilis pada pertengahan bulan dan laporan akhir dirilis pada akhir bulan.

Sentimen Domestik : Bank Indonesia Buat Lembaga Baru

Selanjutnya ke pasar domestik, untuk data rilis tidak ada hari ini, tetapi ada pengumuman baru dari Bank Indonesia (BI) yang akan membentuk lembaga baru guna memperkuat rupiah.

Bank Indonesia akan menjadikan lembaga baru yang disebut Central Counterparty (CCP) sebagai lembaga yang akan membuat transaksi valas semakin meningkat volumenya dan semakin efisien dalam penentuan harganya. Lembaga baru itu akan diluncurkan pada 30 September 2024.

Baca:
Lembaga Baru Ini Bakal Buat Rupiah Makin Berotot

Peranan CCP itu akan bergerak dalam penguatan pasar domestic non delivery forward atau DNDF, sehingga risiko transaksi yang selama ini tinggi karena hanya sebatas menggunakan skema over the counter (OTC) menjadi lebih terpusat dalam satu lembaga yang mengelola pasar valas.

Sebagaimana diketahui, transaksi OTC dalam pasar valas tidak ada platform resmi sebagai perantara karena OTC terjadi secara langsung antara dua pihak. Sementara itu dengan CCP karena transaksi dilakukan dalam satu pool, maka pembentukan harga di pasar valasnya menjadi lebih transparan dan efisien.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Sentimen konsumen AS oleh Universitas Michigan periode awal September 2024
  • Ekspektasi konsumen AS oleh Universitas Michigan
  • Presiden memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara, Provinsi Kalimantan Timur pukul 08.30 WIB
  • Opening Ceremony "Festival Ekonomi Syariah Jawa 2024" dengan narasumber antara lain Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pukul 09.00 WIB
  • Ngopi Bareng Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan narasumber Direktur Jenderal IKN di ruang pers Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat pukul 09.30 WIB
  • PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyelenggarakan Edukasi Wartawan terkait Indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28 dengan pemaparan materi akan disampaikan oleh tim dari Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI & Infovesta pukul 10.00 WIB 

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Cum date Stock Split LPGI dengan rasio 1 : 10 

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Next Page Pasar Optimis Suku Bunga Turun, Wall Street Meghijau!
Pages Next

Read more