burung merpati 2d togel

2024-10-08 01:59:51  Source:burung merpati 2d togel   

burung merpati 2d togel,ligadewa link alternatif,burung merpati 2d togelJakarta, CNN Indonesia--

Pemilihan presiden Amerika Serikatbakal digelar pada 5 November mendatang. Baik Partai Demokrat maupun Partai Republik belum secara resmi mengumumkan siapa kandidat calon presiden (capres) yang akan mereka usung.

Namun, dua politikus ternama AS sudah mendeklarasikan diri akan maju sebagai kandidat capres. Mereka adalah eks Presiden Donald Trump (78) dan Presiden petahana Joe Biden (81).

Lihat Juga :
Fan BTS sampai Blackpink Desak Korsel Batalkan Event K-Pop di Israel

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jajak pendapat The Economistjuga mencatat keterpilihan Trump mencapai 46 persen, dua persen lebih tinggi dari Biden dengan 44 persen.

Hasil survei Reuters/Ipsos yang ditutup hingga 2 Juli turut menunjukkan bahwa kedua tokoh tersebut meraih lebih dari 40 persen suara jika bertarung dalam pilpres mendatang.



Dukungan untuk Biden dan Trump sejauh ini memang yang paling tinggi jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain. Berbagai survei memperlihatkan bahwa nama-nama seperti Wakil Presiden Kamala Harris; istri mantan Presiden Barack Obama, Michelle Obama; dan Gubernur California Gavin Newsom masih cukup tertinggal dari Biden dan Trump.

Kenapa capres AS hanya 'stuck' di Joe Biden dan Donald Trump?

Jika dilihat berdasarkan syarat calon presiden dalam aturan AS, hanya orang berusia minimal 35 tahun yang boleh mencalonkan diri sebagai presiden. Kemudian, hanya mereka yang lahir di AS dan tinggal di AS selama 14 tahun yang boleh maju.

Dengan demikian, mereka yang tak sesuai syarat tentu tidak bisa mengikuti kontestasi ini. Fakta ini sudah menggugurkan satu harapan.

Jika pertanyaannya mengapa Biden? Menurut The Conversation, hanya ada dua alasan utama untuk ini.

Pertama, jika ada dua politikus Demokrat yang bersaing, maka partai bisa berisiko mendapatkan kerugian yang tidak semestinya.

Pilihan Redaksi
  • Ketua DPRD Rembang Sudah 2 Kali Disidang selama Ditahan di Saudi
  • Intel Rusia Klaim Prancis Diam-diam Mau Kirim 2.000 Tentara ke Ukraina

Ambil contoh ketika Senator Ted Kennedy bersaing dengan Presiden petahana Jimmy Carter pada 1980, Partai Demokrat justru kalah telak saat pemilu. Ronald Reagan dari Republik menang besar dengan 489 suara, jauh di atas Carter dengan 49 suara.

Padahal, presiden petahana umumnya memiliki peluang yang cukup bagus untuk memenangkan masa jabatan kedua. Hanya 10 dari 45 mantan presiden AS yang tidak mampu mencapai dua periode.

Peristiwa menyakitkan ini mungkin yang mendorong Demokrat untuk tidak gegabah mencari calon baru selain Biden sang petahana.

Baca di halaman berikutnya >>>

Kedua, bahkan jika Demokrat mengabaikan peristiwa 1980 ini, tidak ada calon alternatif dari partai itu yang mampu mengalahkan pamor Biden.

Berdasarkan berbagai jajak pendapat terbaru, belum ada politikus Demokrat terkemuka lain yang bersedia atau memiliki cukup dukungan dari partai maupun publik untuk maju sebagai presiden.

Wakil Presiden Kamala Harris mungkin saja bisa jadi oase untuk masalah ini. Elektabilitas Harris nyatanya cukup tinggi, bahkan mampu bersaing dengan Trump.

Lihat Juga :
Daftar Blunder Biden: Tertukar Putin-Zelensky hingga 'Profesor' Trump

Berdasarkan jajak pendapat Reuters/Ipsos, Harris hanya tertinggal satu poin dari Trump yakni 42 persen dari 43 persen. Ini membuktikan bahwa Harris sama kuatnya dengan Biden.

Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, wakil presiden petahana pun punya peluang yang sangat tinggi untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Biden, misalnya, yang berhasil jadi presiden setelah menjabat wakil presiden dari Barack Obama selama dua periode.

Usia Harris juga terbilang muda dan masih sangat gesit dan sehat untuk menjalani kegiatan padat seorang presiden AS.

Sementara itu, untuk menjawab pertanyaan, mengapa Trump? MenurutThe Conversation, Trump memiliki suara dukungan yang sangat besar dibandingkan dengan kandidat manapun dari Partai Republik.

Lihat Juga :
Santet Kejahatan Berat di Saudi dan Pelaku Bisa Dipancung, Kenapa?

Meskipun ia dihantam berbagai kasus, tak ada politikus Republik yang berani terang-terangan mengkritik dia.

Kubu Republik yang padat dan menganut prinsip "pemenang memiliki segalanya" membuat anggota Republik sulit untuk tidak mendukung Trump.

Bahkan Gubernur Florida Ron DeSantis, yang pernah dinobatkan sebagai "DeFuture" partai dan dianggap sebagai kandidat terbaik untuk bersaing dengan Trump dalam pencalonan, popularitas dan momentumnya merosot dalam beberapa waktu terakhir.

Pada akhirnya, masih terlalu sulit untuk mengetahui secara pasti seperti apa pemilu pada 5 November 2024 nanti. Setiap pengamat politik AS enggan membuat prediksi pasti setelah adanya kejutan pada pemilihan presiden tahun 2016 dan 2020.

Read more