mabokjudi

2024-10-08 01:36:28  Source:mabokjudi   

mabokjudi,ulang tahun ronaldo,mabokjudiJakarta, CNN Indonesia--

Arab Saudi dikabarkan menangkap warga yang kedapatan mengkritik Israeldi media sosial.

Laporan media Amerika Serikat, Bloomberg, pada Rabu (1/5) menyebut pemerintah Saudi menangkap sejumlah orang, salah satunya seorang eksekutif yang bekerja di perusahaan yang terlibat dalam Visi 2030.

Lihat Juga :
Daftar Negara yang Ancam dan Sudah Putus Hubungan dengan Israel

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa orang lain yang ditangkap di antaranya seorang tokoh media yang menggaungkan bahwa "Israel tak boleh dimaafkan". Sementara yang lain menyerukan boikot restoran cepat saji AS di Arab Saudi.

Laporan mengenai penangkapan ini mencuat di saat pejabat-pejabat AS memberi sinyal bahwa pembicaraan terkait kesepakatan normalisasi antara Saudi-Israel belakangan sedang berlangsung.

Menurut para aktivis Saudi, laporan ini menunjukkan bahwa prospek normalisasi Saudi dan Israel telah mengarahkan pemerintah untuk bertindak represif terhadap masyarakat Saudi.

"Ini mengungkap kebohongan seputar potensi normalisasi antara Arab Saudi dan Israel," kata kepala pemantauan dan advokasi kelompok hak asasi manusia ALQST, Lina al-Hathloul, dilansir dari Middle East Eye(MEE), Kamis (2/5).

Lihat Juga :
Kenapa Demo Dukung Gaza di Kampus AS Cepat Meluas Bak Tsunami?

"Ini disebut-sebut sebagai perjanjian damai antara Israel dan negara Arab. Tak ada perang antara Arab Saudi dan Israel. Jadi apa yang kita lihat adalah bahwa alih-alih membawa perdamaian, Saudi kemungkinan bakal menangkap dan melakukan kekerasan terhadap rakyatnya," ujar dia.

MEE sudah menghubungi Kementerian Luar Negeri Saudi untuk meminta komentar. Namun belum ada respons hingga berita ini terbit.

Pada 2020 dan 2021, Israel rujuk dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko berkat bantuan Amerika Serikat. Sejak saat itu, spekulasi bahwa Israel juga akan rujuk dengan Saudi semakin terdengar.

Pada Januari, Duta Besar Saudi di London, Pangeran Khalid bin Bandar, mengatakan bahwa kesepakatan normalisasi antara negaranya dan Israel sudah begitu "dekat". Kendati begitu, hal ini tertunda akibat agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, Oktober lalu.

Kementerian Luar Negeri Saudi menegaskan Riyadh tak akan melakukan normalisasi jika tak ada gencatan senjata yang terwujud antara kedua belah pihak. Saudi juga cuma mau melanjutkan pembicaraan hanya bila progres mengenai pembentukan negara Palestina mulai berjalan.

Namun demikian, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pekan ini bahwa Washington dan Riyadh sudah melakukan pembicaraan intensif selama beberapa bulan terakhir untuk mencapai kesepakatan normalisasi Saudi-Israel.

Lihat Juga :
Netanyahu Stres soal Surat Penangkapan dari ICC, Ancam Balas Palestina

Bukan hal baru

Otoritas Saudi telah lama dikabarkan menangkap warganya buntut aktivitas di media sosial. Aksi ini utamanya terjadi setelah MbS menjadi putra mahkota pada 2017 lalu.

Kerajaan tak pernah mengungkap jumlah mereka yang ditangkap. Mereka yang ditahan juga tak pernah dituntut dalam pengadilan normal.

Biasanya, tahanan semacam itu akan muncul di hadapan Pengadilan Pidana Khusus yang terkenal kejam. Mereka diadili menggunakan undang-undang kontraterorisme.

Lihat Juga :
ICC Disebut Rilis Perintah Tangkap Netanyahu Pekan Ini, AS Mengancam

Salah satu tahanan yakni Manahel al-Otaibi, seorang instruktur kebugaran yang ditangkap sejak November 2022 karena unggahan media sosialnya mengenai kebebasan bagi perempuan.

Kemudian ada Manal al Gafiri, yang dipenjara 18 tahun karena mendukung para tahanan politik di Saudi.

Salma al-Shehab, salah satu kandidat doktor Leeds University, juga menjadi salah satu di antara mereka yang ditahan karena membuat unggahan yang menuntut hak asasi manusia.

(isa/bac)

Read more