suhuarwana

2024-10-08 04:04:04  Source:suhuarwana   

suhuarwana,ebobet padang,suhuarwanaJakarta, CNN Indonesia--

Kelompok Hamas menyatakan pemimpin politik mereka,Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan di Teheran, Iran, paa Rabu (31/7).

Sebagian besar menuduh Israel dalang di balik kematian Haniyeh. Pasalnya, Tel Aviv tengah berperang dengan Hamas sejak 7 Oktober 2023 lalu hingga memicu agresi brutal ke Jalur Gaza Palestina hingga hari ini.

Lihat Juga :
Iran Bergerak usai Pemimpin Hamas Haniyeh Tewas Terbunuh

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip The Guardian, Israel sudah sejak lama memiliki riwayat membunuh pemimpin dan aktivis di Palestina. Berikut lima pemimpin di Palestina yang dibunuh Israel sejauh ini:

1. Ismail Haniyeh

Haniyeh tewas terbunuh dalam serangan udara di kediamannya di Teheran, Iran, pada Rabu pagi waktu setempat.

Serangan itu berlangsung kala Haniyeh hendak menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, di Teheran.

Sejak agresi brutal Israel ke Jalur Gaza berlangsung pada 7 Oktober lalu, Tel Aviv memang terus mencari dan menargetkan para pentolan Hamas terutama Haniyeh.

Lihat Juga :
Hamas usai Ismail Haniyeh Tewas: Siap Perang Terbuka Rebut Yerusalem



2. Ahmed Yassin

Israel juga membunuh pendiri Hamas Ahmed Yassin pada 22 Maret 2004 silam di Gaza.

Israel mengerahkan sejumlah helikopter tempur dan menembakkan rudal yang menargetkan Yassin saat pentolan Hamas itu baru selesai melaksanakan salat subuh di masjid dekat rumahnya di daerah Sabra.

Selain Yassin, serangan Israel itu juga menewaskan sembilan warga Palestina dan melukai 15 orang lainnya yang berada di lokasi tersebut.

Pilihan Redaksi
  • Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Terbunuh, Israel-AS Masih Bungkam
  • Menteri Israel Girang Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas di Iran
  • Iran Rapat Darurat usai Haniyeh Tewas, Komandan Elite Quds Hadir

Dikutip New York Times, setahun sebelumnya tepatnya 6 September 2003, Yassin selamat dari percobaan pembunuhan yang juga dilakukan Israel.

Pembunuhan Yassin menimbulkan kemarahan besar. Faksi-faksi Palestina bersumpah membalas dendam.

Saat itu, Hamas bahkan mengatakan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon telah "membuka gerbang neraka."

Tak lama setelahnya, Abdel Aziz al-Rantisi pun menjadi penerus Yassin dan mengambil alih kepemimpinan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

3. Abdel Aziz al-Rantisi

Kepemimpinan Rantisi di Hamas tak bertahan lama. Kurang dari sebulan kematian Yassin, Israel juga membunuh Rantisi pada 17 April 2004.

Israel menembakkan rudal dari jet tempurnya yang menargetkan Rantisi yang sedang bepergian menggunakan mobil di Jalur Gaza.

Dikutip The Guardian, dua ajudan Rantisi ikut tewas dalam serangan itu.

Rantisi merupakan salah satu pendiri utama bersama Yassin.

Rantisi lolos dari serangan pembunuhan pada 10 Juni 2003, saat sebuah pesawat Apache mengidentifikasi lokasinya dan menargetkan kendaraannya dengan sebuah rudal.

Operasi tersebut mengakibatkan tewasnya tiga warga Palestina, termasuk seorang wanita dan seorang gadis. Sementara itu, Rantisi mengalami luka akibat pecahan rudal.

Lihat Juga :
Bagaimana Negosiasi Hamas-Israel usai Ismail Haniyeh Tewas Terbunuh?


4. Abu Jihad dari Fatah

Selain Hamas, Israel juga pernah membunuh petinggi Fatah, salah satu faksi besar saingan Hamas dan dekat dengan pemerintah Palestina.

Salah satu pendiri Fatah, Khalil Al Wazir alias Abu Jihad, juga terbunuh oleh Israel pada 1988.

Abu Jihad terbunuh dalam operasi militer Israel di Tunis, Tunisia. Israel mengincar Abu Jihad karena dinilai memprovokasi Gerakan Intifada I yang sat itu masih berlangsung.

Pembunuhan yang diberi nama sandi Operasi Introductory Lesson, telah direncanakan oleh Mossad selama lebih dari setahun.

Agen Mossad telah mengintai rute ke rumah Abu Jihad dari pantai terdekat dan memetakan lingkungan tempat tinggalnya. Mossad dan intelijen militer Israel telah melacak pergerakannya dan menyadap saluran teleponnya selama beberapa waktu sebelum melancarkan operasi pembunuhan.

Dikutip AP, berdasarkan rencana tersebut, armada angkatan laut yang didukung oleh perlindungan udara akan mendaratkan pasukan komando di pantai Tunisia, di mana mereka akan dibawa ke rumahnya oleh agen Mossad yang menunggu dan membunuhnya.

Saat itu, eks PM Israel Ehud Barak, masih menjadi Wakil Kepala Staf Militer Israel (IDF) dan menjadi komandan keseluruhan operasi tersebut.

Read more