dewaslot99 vip

2024-10-08 14:39:32  Source:dewaslot99 vip   

dewaslot99 vip,arahqq pkv,dewaslot99 vip

PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Kala itu, 19 Desember 1948. Jogjakarta sebagai ibu kota Indonesia sementara diduduki penjajah Belanda. Panglima Besar Jenderal Sudirman yang dalam kondisi sakit menolak menyerah. Melalui surat perintah kilat dia memimpin gerilya.

Pacitan, khususnya Desa Pakis Baru, Nawangan, menjadi markas terlama selama perang gerilya. Sehingga, di desa ini dibangun patung Jenderal Sudirman untuk mengenang jasa pahlawan nasional tersebut dalam memimpin serangan umum 1 Maret 1949 di Jogjakarta.

Monumen di Dusun Sobo, Pakis Baru, Nawangan, Pacitan, ini dibangun keluarga almarhum Roto Suwarno, salah seorang pengawal Jenderal Sudirman.

Kawasan ini dikenal dengan sebutan Monumen Jenderal Sudirman (Mojensu). ‘’Selama 97 hari perang gerilya, Sobo jadi markas Jenderal Sudirman dan pasukannya. Terhitung mulai tanggal 1 April hingga 7 Juli 1949,’’ tutur Camat Nawangan Sukarwan  kemarin (25/8).

Baca Juga: Tidak Gratis, Segini HTM Museum dan Galeri SBY*Ani di Pacitan

Patung Jenderal Sudirman dibangun setinggi delapan meter. Pengunjung harus mendaki 70 anak tangga untuk mencapainya.

Anak tangga pertama berjumlah 45, anak tangga kedua delapan  dan anak tangga ketiga 17. ‘’Anak tangga ini melambangkan tahun, bulan dan tanggal kemeredekaan RI,’’ ujarnya.

Di kawasan Mojensu juga terdapat relief berisi perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, sampai pengakuan kedaulatan RI pada 27 desember 1949 oleh Belanda. Pun, terdapat rumah Jenderal Sudirman semasa di dusun ini. Bangunan sederhana tersebut hingga kini masih terjaga keasliannya.

Baca Juga: Geliatkan Wisata Sejarah, Pemkot Matangkan Konsep Madiun Heritage

Ada 38 relief perjalanan Jenderal Sudirman yang tergambarkan. Yakni, sejak kelahirannya, ketika belajar mengaji, mengikuti kepanduan, bergabung dalam anggota PETA (Pembela Tanah Air) pada zaman Jepang, perjuangan gerilya, hingga wafat di Magelang.

Sejak diresmikan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 15 Desember 2008, objek wisata sejarah seluas 10 hektar ini menjadi jujukan wisatawan

‘’Monumen ini menjadi tempat rekreasi sakaligus edukasi sejarah perjuangan Jenderal Sudirman melawan penjajah,’’ kata Zaenal Juki, salah seorang wisatawan, sembari berharap agar terus dikembangkan dan dilestarikan. (hyo/sat)

Read more