liga sarana365 link

2024-10-08 00:02:55  Source:liga sarana365 link   

liga sarana365 link,juragankoin,liga sarana365 link

Jakarta, CNBC Indonesia- Perang Timur Tengah kembali memanas. Ini akibat aksi balas dendam Iran yang meluncurkan sekitar 200 rudal- terdiri dari ratusan rudal balistik dan puluhan rudal jelajah- ke Israel, setelah pasukan zionis melancarkan serangan darat ke Lebanon.

Sebelumnya, konflik antara Iran dan Israel sempat memanas pada awal September ketika Iran melancarkan serangan rudal besar-besaran ke wilayah Israel. Kemudian terjadi lagi serangan pada Selasa lalu, tak lama setelah Israel melakukan operasi darat di Lebanon, yang menandai eskalasi terbaru dalam perselisihan yang telah berlangsung lama antara kedua negara.

Berikut update terkait situasi di wilayah tersebut, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesiapada Rabu (2/10/2024).

1.Penyebab Iran Serang Israel

Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan serangan hari Selasa itu merupakan respons atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan Garda Revolusi Abbas Nilforoushan minggu lalu di Beirut. Ini juga merupakan balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada bulan Juli.

Pilihan Redaksi
  • Bus Sekolah Tabrakan & Terbakar saat Study Tour, 25 Guru-Siswa Tewas
  • Iran Sebut Serangan ke Israel Sudah Selesai, tapi...
  • Kronologi-Fakta Serangan Iran ke Israel: Iron Dome Bobol-AS Buka Suara
  • Awas Harga Minyak Menggila, Israel Target Tembak Minyak Iran
  • Indonesia Respons Timur Tengah Panas, Teriakkan Ini

Pernyataan ini juga diamini Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Ia mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa serangan itu merupakan respons tegas terhadap agresi Israel.

"Beri tahu (PM Israel Benjamin) Netanyahu bahwa Iran tidak mencari perang, tetapi berdiri teguh melawan ancaman apa pun," tulisnya.

"Jangan terlibat konflik dengan Iran," tegasnya.

Menurut penasihat strategis Pezeshkian, Mohammad Javad Zarif, Iran memiliki hak yang melekat untuk membela diri terhadap serangan bersenjata Israel. Ia mengatakan serangan Israel telah terjadi berulang-ulang terhadap wilayah Iran dan warganya.

2.Tanggapan Israel atas Ratusan Rudal Iran

Israel bersumpah untuk membalas setelah serangan Iran. Hal ini dikatakan PM Benjamin Netanyahu dan juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari.

"Iran membuat kesalahan besar malam ini - dan mereka akan membayarnya," kata Netanyahu pada awal pertemuan politik-keamanan dilansir Reuters dari situs pemerintah.

"Serangan ini akan memiliki konsekuensi. Kami memiliki rencana, dan kami akan beroperasi di tempat dan waktu yang kami putuskan," tambah Hagari.

3.Yaman Ikut Serang Israel

Tak hanya Iran, angkatan bersenjata Yaman juga dilaporkan meluncurkan serangan drone ke Tel Aviv dan pelabuhan Eilat, Israel. Ini terjadi Selasa malam waktu setempat.

"Pasukan UAV Angkatan Bersenjata menyerang target militer Israel di Yafa (Eilat) yang diduduki menggunakan drone jenis Yafa," kata juru bicara Brigadir Jenderal Yahya Saree, dikutip dari laman Iran, IRNA.

"Pasukan UAV menyerang target militer lainnya di Umm al-Rashrash (Eilat) dengan empat drone Samad-4," tambahnya mengklaim bahwa kedua operasi tersebut mencapai tujuan mereka dengan tepat.

Ia menekankan bahwa operasi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina dan Lebanon serta untuk mendukung perlawanan mereka yang gagah berani. Di Palestina sendiri, Israel tengah berperang dengan Hamas di Gaza sementara di Lebanon, Israel berperang dengan kelompok Hizbullah.

4.Tetangga Israel Tutup Wilayah Udara Pasca Serangan Iran

Sejumlah negara tetangga Israel memutuskan untuk menutup sementara wilayah udaranya setelah Iran meluncurkan raturan rudal ke Negeri Zionis pada Selasa malam. Penutupan wilayah udara diumumkan oleh Yordania dan Irak serta Siprus.

Buletin pilot Irak mengatakan wilayah udaranya yang dikendalikan Baghdad ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut karena masalah keamanan. Kementerian Transportasi Irak kemudian membuka kembali wilayah udaranya untuk penerbangan sipil.

"Akan butuh waktu sebelum penerbangan kembali aktif di sana," tulis aplikasi pelacakan penerbangan FlightRadar24 dalam akun X-nya.

5.Reaksi Hamas dan AS atas Serangan Iran ke Israel

Saat serangan itu terjadi, Presiden Joe Biden memerintahkan militer AS untuk membantu pertahanan Israel. Washington dilaporkan menembak jatuh sejumlah rudal yang menargetkan Negeri Zionis.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengamini itu. Di kesempatan yang sama, ia juga mengecam serangan Iran menyebutnya sama sekali tidak dapat diterima.

Laporan awal menunjukkan bahwa Israel, dengan dukungan aktif dari AS dan mitra lainnya, secara efektif mengalahkan serangan ini," klaim Blinken, dikutip AFP.

Perlu diketahui AS adalah sekutu utama Israel. Sejak perang Gaza meletus, AS terus memberi paket bantuan ke Israel, dengan yang terakhir bantuan militer senilai 8,7 miliar dolar AS (sekitar Rp131,6 triliun), yang diumumkan Tel Aviv akhir September lalu.

Sementara Kelompok Islam Palestina, Hamas, mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas pembunuhan yang dilakukan Israel. Khususnya ke pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

"Hamas memberkati peluncuran roket heroik yang dilakukan oleh Korps Garda Revolusi Islam di Iran terhadap wilayah yang luas di tanah kami yang diduduki," kata kelompok tersebut.

"Sebagai pembalasan atas darah para martir heroik kami," tambahnya.

6.China dan Arab Saudi Desak Deeskalasi Israel-Iran

China mendesak negara-negara besar dunia untuk mencegah situasi di Timur Tengah memburuk setelah Iran menembakkan 180 rudal ke Israel. Hal sama juga dikatakan Arab Saudi.

"Pihak China meminta masyarakat internasional, terutama negara-negara besar yang berpengaruh, untuk benar-benar memainkan peran yang konstruktif dan mencegah situasi semakin memburuk," kata pernyataan kementerian luar negeri, seperti dikutipAl Jazeera.

"Kami berharap adanya de-eskalasi dan dialog," kata Menteri Ekonomi Arab Saudi Faisal al-Ibrahim.

7.Ramai Negara Evakuasi Warganya dari Lebanon

Banyak negara telah meningkatkan rencana darurat untuk mengevakuasi warga negaranya dari Lebanon. Sejauh ini diketahui ada Australia, Belgia, China, Kanada, Siprus, Prancis, Jerman, dan Yunani yang mulai menjalankan evakuasi.

Australia misalnya, rencananya dapat mencakup evakuasi melalui laut. Meskipun pihak berwenang telah mendesak sekitar 15.000 warga negara di Lebanon untuk meninggalkan negara tersebut sementara bandara Beirut tetap dibuka.

Sementara lebih dari 200 warga negara China telah dievakuasi dengan selamat oleh pemerintah. Pemberitahuan dikabarkan langsung kantor berita resmi Tiongkok Xinhua.

8.Yordania Sebut Negaranya Tidak akan Menjadi Medan Perang

Pemerintah Yordania mengatakan tidak akan membiarkan negaranya menjadi medan perang. Komentarnya muncul setelah Iran menembakkan puluhan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan orang-orang di Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan para pemimpin Hamas, Hizbullah, dan IRGC.

"Melindungi Yordania dan warga Yordania adalah tanggung jawab utama kami," kata juru bicara pemerintah Mohammad Momani kepada media lokal.

Yordania juga bergerak untuk menutup wilayah udaranya. Direktorat Keamanan Publik kerajaan pun mengeluarkan pernyataan tegas bahwa Angkatan Udara Kerajaan dan sistem pertahanan udara akan menanggapi sejumlah rudal dan pesawat nirawak yang memasuki wilayah udara Yordania.

Momani, yang juga menteri komunikasi pemerintah, menambahkan bahwa beberapa bagian rudal mendarat di berbagai bagian kerajaan. Ini mengakibatkan tiga orang luka ringan.

9.Tentara Lebanon Sebut Pasukan Israel Melintasi 'Garis Biru'

Tentara Lebanon mengatakan pasukan Israel sempat melintasi wilayahnya sebelum mundur. Di mana tentara zionis melewati garis biru, yang memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. 

"Pasukan musuh Israel menerobos Garis Biru sekitar 400 meter ke wilayah Lebanon di wilayah Khirbet Yaroun dan Odaisseh, lalu mundur setelah beberapa saat," kata tentara Lebanon di X.

Garis Biru seharusnya berada di tangan PBB bersama pemerintah Lebanon, meski tak pernah terealisasi sampai saat ini. Hal itu tertuang dalam Resolusi PBB 1704 yang dibuat tahun 2.000.

10.India Desak Israel-Iran Menahan Diri

India mengatakan "sangat prihatin" dengan meningkatnya konflik dan mendesak pengekangan dan perlindungan warga sipil saat Israel bersiap untuk membalas serangkaian serangan rudal Iran.

"Penting agar konflik tidak meluas ke dimensi regional dan kami mendesak agar semua masalah diselesaikan melalui dialog dan diplomasi," kata kementerian luar negeri India dalam sebuah pernyataan.

Pejabat Israel berjanji untuk menanggapi setelah Iran menembakkan rudal balistik ke target militer dan keamanan utama di Israel. Iran mengatakan serangan itu sebagai tanggapan atas serangan di Gaza dan Lebanon.

11.Israel Melarang Sekjen PBB Masuki Negaranya

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan dia melarang Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memasuki negara itu karena kegagalannya untuk "mengutuk dengan tegas" serangan rudal besar Iran terhadap Israel.

Tak lama setelah serangan Iran, Guterres mengutuk eskalasi kekerasan di wilayah tersebut, tetapi tidak menyebutkan Iran.

"Siapa pun yang tidak dapat dengan tegas mengutuk serangan kejam Iran terhadap Israel tidak pantas menginjakkan kaki di tanah Israel," kata Katz dalam sebuah pernyataan.

"Dia adalah Sekretaris Jenderal anti-Israel yang memberikan dukungan kepada teroris, pemerkosa, dan pembunuh," tambahnya.

12.Negara G7 Rapat Mendadak

Italia akan menjadi tuan rumah diskusi G7 tentang krisis yang meningkat di Timur Tengah. Kantor PM Italia Giorgia Meloni mengatakan hal ini sebagaimana dimuat Al-Jazeera.

"Kekhawatiran mendalam akan perkembangan terbaru, termasuk serangan rudal Iran terhadap Israel dan meningkatnya ketidakstabilan di Lebanon," kata Meloni dalam rapat kabinet dirilis kantornya.

13.Rusia Warning Israel

Presiden Rusia Vladimir Putin itu meminta pemerintah Netanyahu menarik pasukan di Lebanon. Rusia bahkan memberi peringatan bahwa hal itu akan menyebabkan eskalasi kekerasan lebih lanjut di Timur Tengah (Timteng).

Israel sendiri sejak Selasa mengumumkan melakukan serangan darat terbatas ke Lebanon. Di mana pemerintah Netanyahu menurunkan pasukan komando dan terjun payung, di samping serangan jet tempur.

"Rusia mengutuk keras serangan terhadap Lebanon dan menyerukan kepada otoritas Israel untuk segera menghentikan permusuhan, menarik pasukan mereka dari wilayah Lebanon dan terlibat dalam pencarian nyata untuk cara-cara damai guna menyelesaikan konflik Timur Tengah," kata kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

"Jelas bahwa langkah yang diambil oleh militer dan kepemimpinan politik Israel setelah pembunuhan sejumlah pemimpin Hizbullah akan menyebabkan eskalasi kekerasan lebih lanjut di kawasan Timur Tengah," tegasnya.


(sef/sef) Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Bikin Perang Arab Meluas,Perang Dunia Ke-3 di Depan Mata

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Siaga Perang Baru di Arab! Negara-Negara Evakuasi, 3 Pihak Terlibat

Read more