olbwin login

2024-10-08 00:00:58  Source:olbwin login   

olbwin login,bandarpusat,olbwin loginJakarta, CNN Indonesia--

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin membeberkan alasan Kyiv menolak usulan referendum terkait proposal damai yang diajukan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto.

Hamianin menjelaskan tak ada wilayah Ukraina yang disengketakan dengan Rusia sehingga referendum tidak mungkin dilakukan.

Lihat Juga :
Ukraina Tolak Proposal Prabowo: Kami Tak Butuh Mediator Seperti Ini

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video CNN]

Menurut Hamianin, beberapa wilayah Ukraina itu saat ini hanya diduduki Kremlin, bukan diperebutkan. Di wilayah itu pula, kata dia, Rusia melakukan kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan, hingga genosida.

"Rusia harus menarik pasukannya dari wilayah Ukraina, dan batas-batas teritorial Ukraina yang diakui secara internasional harus dipulihkan. Kami tidak menerima skenario lain selain itu," ucap Hamianin.

Lihat Juga :
Menhan AS Wanti-wanti Perang di Taiwan Bisa 'Hancurkan' Ekonomi Global

Hamianin juga mengatakan proposal mengenai gencatan senjata, penarikan pasukan hingga 15 kilometer, dan pembentukan zona demiliterisasi "tidak akan berhasil".

Sebab kini, menurutnya, Rusia sedang mencoba segala cara untuk mengacaukan serangan balik Ukraina.

"Gencatan senjata tanpa penarikan pasukan Rusia dari wilayah Ukraina hanya akan memberikan Rusia kesempatan untuk mengulur waktu, menyusun kembali pasukannya, memperkuat posisinya di wilayah yang diduduki, dan mengumpulkan kekuatan untuk melancarkan gelombang agresi baru," tutur Hamianin.

Ia pun menegaskan, "Perdamaian jangka panjang di Ukraina berarti pembebasan seluruh wilayah Ukraina dari pendudukan Rusia. Inilah tujuan Formula Perdamaian Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky."

Lihat Juga :
Erdogan Resmi Bentuk Kabinet Baru Turki, Siapa Saja Pejabatnya?

Pernyataan Hamianin ini dilontarkan setelah Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov menolak mentah-mentah usulan damai Prabowo soal Kyiv dan Moskow. Menurut Reznikov, proposal Menhan RI "aneh" dan tak mencerminkan Indonesia.

"Terdengar seperti usulan Rusia, bukan usulan Indonesia. Kami tidak butuh mediator seperti ini datang ke kami [dengan] rencana aneh ini," kata Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, seperti dikutip AFP.

Prabowo sendiri menyodorkan tiga poin untuk menghentikan perang antara Rusia vs Ukraina, yaitu gencatan senjata, penarikan pasukan, dan referendum.

"Yang pertama harus dilakukan adalah meminta pihak Ukraina dan Rusia untuk menerapkan gencatan senjata," ujar Prabowo, seperti dilansir kantor berita Antara.

Prabowo juga mendesak pasukan Ukraina dan Rusia mundur sejauh 15 kilometer dari titik gencatan senjata guna menciptakan wilayah demiliterisasi.

Lihat Juga :
Kecelakaan Kereta Terjadi Lagi di India usai Tragedi 275 Orang Tewas

Menurutnya, zona demiliterisasi ini mesti diamankan dan dipantau oleh pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Gerindra itu juga mengusulkan agar PBB menggelar referendum untuk menentukan warga di zona demiliterisasi tersebut ingin bergabung dengan Ukraina atau Rusia.

"PBB kemudian menggelar referendum kepada masyarakat yang tinggal di wilayah demiliterisasi," ujar Prabowo.

Prabowo berpandangan bahwa PBB harus menggelar referendum untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk di wilayah sengketa.

"Saya mengusulkan agar dialog Shangri-La menemukan modus deklarasi sukarela yang mendesak Ukraina dan Rusia untuk segera memulai negosiasi perdamaian," kata Prabowo, sebagaimana dilansir Reuters.

Terkait penolakan ini, Hamianin mengaku Kyiv menghargai perhatian Indonesia. Ia percaya proposal itu diambil berdasarkan kesimpulan atas sejarah Indonesia di masa lalu.

"Kami menghargai perhatian Indonesia, yang tampaknya telah menarik kesimpulan berdasarkan sejarahnya sendiri, terhadap masalah pemulihan perdamaian di Ukraina.

(blq/bac)

Read more