erek2 bunga

2024-10-08 03:38:33  Source:erek2 bunga   

erek2 bunga,ulat sutra 2d togel,erek2 bungaJakarta, CNN Indonesia--

Pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu hingga kini belum merespons secara langsung, usai Israeldituduh jadi dalang di balik pembunuhan politik Hamas,Ismail Haniyeh.

Haniyeh tewas dalam serangan udara di ibu kota Iran, Teheran, pada Rabu (31/7) dini hari waktu setempat. Haniyeh sedang berada di Iran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Masoud Pezeshkian.

Lihat Juga :
5 Nama Petinggi Hamas di Garis Depan Perlawanan Palestina atas Israel

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zuhri juga mengatakan Hamas akan melancarkan "perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem".

Pemerintah PM Netanyahu belum mengakui maupun membantah tuduhan tersebut. Netanyahu hanya menyebut negaranya siap menghadapi semua skenario, menyusul ancaman balasan atas kematian Haniyeh.

Lihat Juga :
KBRI Beirut Siaga 1, WNI di Perbatasan Lebanon Bakal Dievakuasi

"Warga Israel, hari-hari yang penuh tantangan akan segera tiba. Sejak serangan di Beirut, ada ancaman yang terdengar dari segala arah," ujar Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan televisi, seperti dilansir Al Jazeera.

"Kami siap untuk skenario apa pun dan kami akan bersatu dan bertekad melawan ancaman apa pun. Israel akan menuntut harga yang mahal untuk setiap agresi terhadap kami dari arena mana pun," lanjut pria berusia 74 tahun itu.

Netanyahu juga mengatakan Israel telah memberikan pukulan telak kepada proksi Iran selama beberapa hari terakhir, termasuk Hamas dan Hizbullah. Namun, ia tidak menyebutkan pembunuhan Ismail Haniyeh, yang telah memicu ancaman pembalasan.

Pilihan Redaksi
  • AS, RI, hingga Australia Minta Warganya Keluar Lebanon, Ada Apa?
  • Pemimpin Hamas Terbunuh di Teheran, Ahli Soroti Keamanan Iran Rapuh
  • Israel Mengaku Bunuh Pemimpin Brigade Al Qassam Hamas Mohammed Deif

Beberapa pengamat menyebut Israel sejauh ini menghindari terlibat perang regional di kawasan. Hal ini juga pernah diungkapkan Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, pada Rabu (31/7) kemarin.

"Israel tidak tertarik pada perang habis-habisan, tetapi satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah penerapan Resolusi 1701 segera," kata Katz, dilansir NY Times.

Katz mengatakan perang yang lebih besar masih dapat dihindari jika kedua belah pihak mematuhi resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), yang dikeluarkan setelah perang besar terakhir antara Israel dan Hizbullah pada 2006.

Selain itu beberapa analis mengatakan pembunuhan Haniyeh akan membuat kesepakatan gencatan senjata di Gaza tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.

Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara untuk International Crisis Group, Joost Hiltermann, mengatakan posisi Haniyeh akan digantikan karena ada banyak pemimpin di Hamas.

"Hamas akan bertahan. Mereka punya banyak pemimpin lain," ujar Hiltermann.



(dna)

Read more