kpr bpd diy

2024-10-08 00:01:40  Source:kpr bpd diy   

kpr bpd diy,game slot penghasil uang langsung ke rekening tanpa modal,kpr bpd diy

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 1,01% ke level 7.616,52 pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (3/9/2024).

Adapun nilai transaksi hari ini mencapai Rp 10,39 triliun yang melibatkan 21,76 miliar saham dalam 1,08 juta transaksi. Sebanyak 364 saham turun, 227 saham naik, dan 203 saham stagnan. 

Perdagangan hari ini berbanding terbalik dengan kinerja IHSG dalam sebulan terakhir. Sejak 5 Agustus 2024 hingga 3 September 2024, IHSG hanya ditutup di zona merah sebanyak tujuh kali. IHSG bahkan beberapa kali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah atau all time high (ATH). 

Adapun IHSG cenderung terkoreksi di tengah kabar kurang menggembirakan dari dalam negeri, di mana data terbaru dari Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia dan data inflasi terbaru Indonesia pada periode Agustus 2024 masih lesu.

PMI Manufaktur Indonesia menunjukkan kontraksi untuk dua bulan beruntun yakni pada Juli (49,3) dan Agustus (48,9). Posisi PMI Manufaktur saat ini juga merupakan yang terendah sejak Agustus 2021.

Ambruknya PMI Manufaktur ini tentu memicu kekhawatiran karena manufaktur banyak menyumbang ekonomi dan menyerap tenaga kerja. Ambruknya manufkatur juga bisa mencoreng kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang turun jabatan Oktober mendatang.

Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede mengungkapkan catatan deflasi di Agustus terjadi seiring dengan penurunan harga volatile food efek peningkatan produksi bawang merah.

Lebih lanjut, deflasi yang dialami Indonesia selama empat bulan beruntun yang diikuti dengan turunya PMI Manufaktur Agustus yang anjlok ke level 48,9 poin menjadi indikasi adanya penurunan daya beli masyarakat.

"Tren deflasi ini dipengaruhi oleh supply pangan yang sudah mulai membaik atau normalized pasca factor el nino di awal tahun ini. Namun kita juga perlu mencermati bahwa ada kecenderungan daya beli masyarakat ada kemungkinan trennya sudah mulai menurun. Hal ini diperkuat dengan data yang dirilis pagi ini adalah PMI manufacturing Indonesia kembali lagi masuk ke dalam fase kontraktif." tutur Josua dalam program Profit, CNBC Indonesia (Senin, 02/09/2024).

S&P Global menjelaskan manufaktur Indonesia terkontraksi lebih lanjut karena menurunnya output dan pesanan baru dengan tingkat yang lebih tajam. Perusahaan manufaktur Indonesia juga terus mengurangi jumlah tenaga kerja meski hanya marginal.

Kondisi lemahnya industri manufaktur Indonesia ini diperkirakan terus akan terjadi hingga akhir kuartal III-2024.

Di lain sisi kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin, Senin (2/9/2024) merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Agustus 2024. IHK turun dan di bawah ekspektasi konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), IHK masih naik atau mengalami inflasi sebesar 2,12% pada Agustus 2024 atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat 2,13%. Namun secara bulanan (month-to-month/mtm), IHK turun tercatat mengalami deflasi sebesar 0,03%.

Sementara konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan IHK Agustus 2024 diperkirakan stagnan 0%% dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 0,18%.

Sedangkan IHK secara tahunan diperkirakan akan naik tipis menjadi 2,15% (yoy) pada Agustus 2024 dan IHK inti diproyeksi sebesar 1,99% yoy.

Deflasi empat bulan beruntun secara bulanan ini pertama kali terjadi sejak 1999 atau 25 tahun terakhir. Artinya, selama Era Reformasi, Indonesia baru mengalami deflasi empat bulan beruntun.

Deflasi ini juga menjadi kekhawatiran tersendiri. Pasalnya, deflasi empat bulan beruntun semakin menegaskan sinyal pelemahan daya beli masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak stabil saat ini.


(mkh/mkh) Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Bangkit Menguat Saat RI Alami Deflasi 5 Bulan Beruntun

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Dolar Tembus Rp 16.200, IHSG Berakhir Lagi di Zona Merah

Read more