kamboja paito

2024-10-08 03:43:53  Source:kamboja paito   

kamboja paito,rojokoyo budiman,kamboja paito

Jakarta, CNBC Indonesia- Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Rabu (4/9/2024). Dalam kunjungannya tersebut, pimpinan Katolik dunia ini membahas banyak hal, salah satunya terkait kekerasan dan intoleransi.

Paus mengatakan saat ini masih ada kecenderungan tertentu yang menghalangi perkembangan persaudaraan universal secara global. Ia menyebut masih ada munculnya konflik-konflik kekerasan, yang sering kali terjadi akibat dari kurangnya sikap saling menghargai.

"Dari keinginan intoleran untuk memaksakan kepentingan sendiri, posisi sendiri dan narasi historis sepihak dengan segala upaya, bahkan hal ini membawa penderitaan tiada akhir bagi seluruh komunitas dan berujung pada peperangan dan banyak pertumpahan darah," kata Paus.

Baca:
Beri Pesan untuk Penguasa, Paus Fransiskus Singgung Prinsip UUD 1945

Terkadang, katanya, rentetan ketegangan dengan unsur kekerasan timbul di dalam banyak negara karena adanya pihak berkuasa yang secara sepihak memaksakan visi mereka kepada orang lain.

"Pihak berkuasa ini ingin menyeragamkan segala sesuatu dengan memaksakan visi mereka, bahkan dalam hal-hal yang seharusnya diserahkan kepada otonomi individu-individu atau kelompok-kelompok yang berkaitan," jelasnya.

Terkait hal ini, Paus mengatakan Gereja Katolik berkeinginan untuk meningkatkan dialog antar agama untuk memperkuat kerukunan, perdamaian serta menghapuskan ketimpangan dan penderitaan di beberapa wilayah negara.

"Dengan cara ini, prasangka dapat dihapus dan suasana saling menghargai dan saling percaya dapat bertumbuh," kata Paus.

"Hal ini sangatlah penting untuk menghadapi tantangan-tantangan bersama, termasuk tantangan untuk melawan ekstrimisme dan intoleransi, yang melalui pembelokan agama, berupaya untuk memaksakan sudut pandang mereka dengan menggunakan tipu muslihat dan kekerasan," tambahnya.

Baca:
Ramai-Ramai Media Asing Sorot Paus ke RI, Sebut Jakarta-Ekstremisme

Ia mengemukakan bahwa Gereja Katolik bekerja untuk melayani kebaikan bersama, dan memiliki keinginan untuk menguatkan kerja sama dengan berbagai lembaga negara serta tokoh-tokoh lain dalam masyarakat sipil.

"Hal ini dapat mendorong pembentukan struktur sosial yang lebih seimbang dan memastikan pembagian bantuan sosial yang lebih efisien dan adil," imbuhnya.


(luc/luc) Saksikan video di bawah ini:

Video: Jokowi Apresiasi Vatikan Terus Suarakan Perdamaian di Palestina

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Catat! Jadwal dan Agenda Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia

Read more