erek erek budha

2024-10-08 04:02:54  Source:erek erek budha   

erek erek budha,kratonslot,erek erek budha

Jakarta, CNBC Indonesia -Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara terkait dengan daya beli masyarakat Indonesia yang diduga mengalami pelemahan.

Sri Mulyani menuturkan ada banyak studi yang menunjukkan indikator yang paling sering, yang kita lihat kan seperti consumer confidence index atau indeks kepercayaan konsumer, tapi itu mungkin basisnya di perkotaan.

"Apakah indeks kepercayaan konsumen, consumer confidence, atau indeks retail, atau indeks purchasing mereka, pembelian mereka, kita melihat masih pada level yang stabil dan tinggi. Artinya tidak ada koreksi yang tajam tiba-tiba menurun tajam," ungkap Sri Mulyani, saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Jumat (4/10/2024).

Baca:
Tok! Pemerintah Bakal Terapkan Pajak Minimum 15%

Menurutnya, hal ini artinya di kelompok masyarakat yang didata atau direkam melalui indeks kepercayaan konsumer (IKK), termasuk dari sisi retailnya, masih menunjukkan adanya aktivitas yang cukup konstan atau stabil.

Adapun, jika melihat persepsi daya beli dari kelas menengah, maka dia menilai tren di kelompok tersebut yang harus didata. Saat ini, dia mengakui ada sebagian kelas menengah yang turun ke kelompok rentan. Namun, di lain sisi, ada kelompok miskin yang naik kelas dan masuk kepada kelompok yang menjadi aspiring middle.

"Jadi dalam hal ini kita melihat adanya dua indikator, yang miskin naik, tapi yang kelas menengah turun," ujar Sri Mulyani.

Baca:
Sri Mulyani Heran, Cuma Orang RI yang 'Kesetrum' Tiap Dengar Utang

Dia mengatakan penurunan kelas menengah biasanya karena inflasi. Dengan inflasi tinggi, maka garis kemiskinan naik dan otomotis, kelompok ini bisa tiba-tiba jatuh ke bawah. Kemudian, soal PHK, dia mengaku pemerintah tetap mendengar kondisi ini.

"Upamanya terjadinya PHK di satu tempat, tapi di sisi lain ada job creation. Menurut statistik, 11 juta lebih dalam 3 tahun terakhir, angkatan kerja baru atau lapangan kerja baru terbuka," katanya.

Oleh karena itu, dia menilai semua aspek harus dilihat secara keseluruhan. Misalnya, jika saat ini banyak investasi asing di sektor hilirisasi, mungkin lapangan kerjanya ada di area ini. Kondisi berbeda terjadi di industri labor intensive seperti alas kaki, tekstil, garmen, yang dulu memang menjadi area penciptaan kesempatan kerja.

Baca:
Pantas Cabai Bikin RI Deflasi, Harga di Petani Cuma Rp2.500/ Kg

"Another thing adalah juga munculnya kesempatan kerja baru karena sektor digital. Seperti Gojek dan yang lain-lain, itu muncul sebagai suatu phenomenal reason. Jadi kita harus melihat ekonomi Indonesia mengalami perubahan, karena adanya berbagai faktor," tegasnya.

Terlepas dari hal ini, entah karena teknologi atau perubahan struktur ekonomi, kelompok paling rentan tetap harus mendapatkan perhatian.

"Kita akan terus memperhatikan agar masyarakat yang paling rentan mendapatkan dukungan, apakah itu dalam bentuk bantuan sosial atau pelatihan, dan di sisi lain memperbaiki iklim investasi sehingga muncul lapangan kerja baru," ungkapnya.


(haa/haa) Saksikan video di bawah ini:

Video: "Krisis" Daya Beli Sambut Pemerintahan Prabowo, Apa Solusinya?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article RI Jadi Sorotan Dunia Gara-gara Berani Pensiunkan PLTU

Read more