link sarana365

2024-10-09 20:26:23  Source:link sarana365   

link sarana365,erek erek orang kecelakaan,link sarana365Jakarta, CNN Indonesia--

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap kondisi musim kemarau dan aktifnya sejumlah fenomena atmosfer menjadi pembeda nasib antara Indonesia bagian selatan denganbagian utara khatulistiwa.

"Saat ini, wilayah selatan Indonesia, termasuk pulau Bali dan Nusa Tenggara, tengah mengalami musim kemarau dengan cuaca yang cerah hingga berawan," menurut lembaga dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 6–12 Agustus.

"Hal ini adalah hal yang umum terjadi pada bulan Agustus karena wilayah selatan memang berada dalam periode kemarau."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contohnya, hujan lebat di Stasiun Meteorologi Nabire, Papua Tengah (106 mm/hari) pada 3 Agustus, hujan lebat di Stasiun Meteorologi Budiarto, Tangerang, (97 mm/hari) pada 2 Agustus, dan fenomena yang sama di Stasiun Meteorologi Pangsuma, Kalimantan Barat (73 mm/hari), dan 1 Agustus.

Sementara, wilayah utara khatulistiwa diprediksi cenderung basah imbas kehadiran sejumlah dinamika atmosfer.

"Dalam beberapa hari ke depan, masih ada potensi hujan di beberapa wilayah Indonesia, terutama di bagian utara dan tengah," kata BMKG.

Lihat Juga :
Hujan di IKN Berkurang 97 Persen usai Modifikasi Cuaca Digeber 24 Jam

Wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami hujan itu meliputi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, NTT, serta berbagai wilayah di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Potensi hujan ini, kata BMKG, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang memicu pertumbuhan awan hujan (konvektif).

Pertama, Gelombang Rossby Ekuator yang merambat ke arah timur. Fenomena ini terpantau aktif di hampir seluruh pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku dalam sepekan ke depan.

Kedua, Gelombang Kelvin, yang diprakirakan aktif di seluruh pulau Papua (6 hingga 7 Agustus).

Lihat Juga :
Pakar Iklim Ungkap Aktor yang Bisa Gagalkan Efek 'Basah' La Nina 2024

Ketiga, daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang dari perairan barat Sumatra Barat hingga Aceh, Laut Natuna Utara, Riau hingga Selat Malaka, Kalimantan Tengah hingga Perairan utara Kalimantan Barat, Selat Makassar hingga Perairan Kalimantan Selatan;

Selain itu, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur, Laut Banda hingga Pesisir timur Sulawesi Tengah, Perairan barat Papua Barat hingga Laut Seram, Perairan utara Papua Barat, dan Perairan utara Maluku Utara.

Keempat, Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal dan menciptakan kondisi atmosfer yang tidak stabil.

Ini terdapat di Aceh, Riau, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua, Papua Pegunungan dan Papua Selatan.

"Semua faktor ini berkontribusi pada terjadinya hujan, terutama di wilayah Indonesia bagian utara dan tengah," ungkap BMKG.

Potensi cuaca ekstrem

BMKG pun memerinci wilayah-wilayah yang mendapat peringatan dini cuaca ekstrem.

"PERINGATAN DINI: Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 6 Agustus - 12 Agustus 2024," kata lembaga.

1. Potensi Hujan sedang–lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang

+ Aceh
+ Sumatra Utara
+ Sumatra Barat
+ Riau
+ Kepulauan Riau
+ Jambi
+ Sumatra Selatan
+ Kep. Bangka Belitung
+ Lampung
+ Banten
+ NTT
+ Kalimantan Barat
+ Kalimantan Tengah
+ Kalimantan Utara
+ Kalimantan Barat
+ Kalimantan Timur
+ Kalimantan Selatan
+ Sulawesi Utara
+ Gorontalo
+ Sulawesi Barat
+ Sulawesi Selatan
+ Sulawesi Tengah
+ Sulawesi Tenggara
+ Maluku
+ Papua Barat Daya
+ Papua Barat
+ Papua Tengah
+ Papua Selatan
+ Papua Pegunungan
+ Papua

2. Potensi Angin Kencang

+ Riau
+ Kep. Riau
+ Sumatra Selatan
+ Kep. Bangka Belitung
+ Jawa Barat
+ Yogyakarta
+ Jawa Timur
+ Nusa Tenggara Barat
+ Nusa Tenggara Timur
+ Kalimantan Barat
+ Kalimantan Tengah
+ Kalimantan Selatan
+ Sulawesi Selatan
+ Sulawesi Tenggara
+ Maluku
+ Papua Tengah
+ Papua Selatan

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)

Read more