jago 186 slot

2024-10-07 23:50:55  Source:jago 186 slot   

jago 186 slot,livescore bola voli,jago 186 slotJakarta, CNN Indonesia--

Yordania menuai kritik setelah dianggap membantu Israeldengan menghalau serangan Iran pada pertengahan April.

Sejumlah warganet menilai Raja Yordania King Abdullah II lebih memilih Israel daripada melindungi warga dan Gaza. Warga di negara ini banyak yang mendukung Palestina dan menolak agresi Israel.

Namun, pemerintah Yordania membantah tindakan mereka untuk membela Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
ANALISISBara Perang Iran-Israel, Bagaimana Posisi Negara-negara Arab?

Hubungan Yordania dan Iran sempat bergejolak setelah serangan 13 April.

Dalam laporan kantor berita Fars, Angkatan Bersenjata Garda Revolusi Iran (IRGC) mewanti-wanti Yordania.

Militer Iran menekankan jika Yordania terus membela Israel dan melakukan intervensi, maka mereka akan menjadi "target selanjutnya."

IRGC bahkan memantau dengan seksama pergerakan Yordania selama "serangan hukuman terhadap rezim Zionis," demikian laporan Fars.

Sehari usai peringatan itu, pemerintah Yordania memanggil Duta Besar Iran.

Setelah pemanggilan Dubes, Kementerian Luar Negeri Iran berusaha meredam situasi yang kian memanas.

"Saya tidak dalam posisi untuk membenarkan atau menyangkal peran Yordania dalam mencegat peluncuran ini," kata juru bicara Kemlu Iran Nassen Kanaani saat ditanya respons pemerintah usai Yordania membantu Israel, dikutip The Guardian.

Dia lalu menegaskan bahwa persoalan serangan seharusnya ditanyakan ke militer Iran. Kanaani juga mengungkapkan hubungan Iran dan Yordania menghangat.

"Dan dalam beberapa bulan terakhir telah terjadi kontak terus-menerus antara para pejabat, dari kedua negara," ungkap dia.

Para pengamat menganggap sikap Kemlu Iran justru menjadi angin segar bagi hubungan kedua negara.

Lihat Juga :
KILAS INTERNASIONALPerang di Perbatasan Myanmar-Thailand hingga Irak Luncurkan 5 Roket

Dalam laporan soal posisi Yordania di antara Iran dan Israel, Al Jazeera menuliskan sikap Kanaani bisa membuat kedua negara "lebih hangat."

"Saya pikir Yordania, seperti halnya Saudi, akan sampai pada kesimpulan bahwa pada akhirnya tak punya hubungan dengan Iran tak benar-benar membela kepentingan mereka," ujar pakar Yordania di Temple University , Sean Yom.

Di kesempatan itu, Yom juga mengatakan posisi Yordania terjepit. Dengan demikian, mereka seharusnya tak berada di salah satu pihak yang berkonflik.

Israel pada akhir pekan lalu disebut-sebut membalas serangan Iran dengan menyerang Kota Isfahan.

Lihat Juga :
Presiden Iran Raisi usai Teheran Serang Israel: Ada Harapan Baru

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi lantas segera mengeluarkan pernyataan dengan memperingatkan bahaya eskalasi Timur Tengah. Dia juga meminta perang Iran-Israel diakhiri.

"Kami mengutuk semua tindakan yang mengancam, menyeret kawasan ini ke dalam perang. Pembalasan Israel-Iran harus diakhiri," kata Safadi pada Jumat.

Safadi lalu menegaskan komunitas internasional harus tetap fokus untuk menyelesaikan agresi dahsyat di Gaza. Para pengamat menilai ketegangan Iran-Israel berakar dari isu Palestina.

Jika konflik Israel-Iran meluas, Yom menduga Yordania mungkin mengalami banyak kerugian.

"Negara ini bisa mengalami kehancuran fisik, serta kerugian ekonomi akibat hilangnya pendapatan pariwisata dan potensi arus perdagangan," kata dia.

(isa/bac)

Read more