jitu 100 link alternatif

2024-10-08 03:54:34  Source:jitu 100 link alternatif   

jitu 100 link alternatif,belanja cepat higgs domino,jitu 100 link alternatif

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terkoreksi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan kembali pada level Rp15.100/US$ di tengah penantian pasar terhadap rilis data penting Amerika Serikat pada malam hari nanti.

Melansir Refinitiv,mata uang RI ditutup di angka Rp15.160/US$ pada perdagangan hari ini, Kamis (26/9/2024), melemah 0,43% dari penutupan sebelumnya (25/9/2024). Hal ini juga mematahkan tren penguatan dua hari beruntun yakni sejak 24 September 2024.

Baca:
Bank Mestika Dharma (BBMD) Mau Lego 63,02 Juta Saham Treasury

Bersamaan dengan melemahnya nilai tukar rupiah, indeks dolar AS (DXY) terpantau menguat tipis ke titik 100,94 dengan kenaikan sebesar 0,03% dan menjadi salah satu alasan penekan rupiah.

Lebih lanjut, pelemahan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini juga dipicu oleh sentimen dari Amerika Serikat, yang tengah menantikan rilis data final pertumbuhan ekonomi (PDB) kuartal II-2024.

Konsensus pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan meningkat signifikan, dari 1,4% menjadi 3%. Proyeksi ini mengindikasikan keberhasilan para pembuat kebijakan AS dalam mengendalikan inflasi tanpa memicu resesi.

Kondisi ini mendorong spekulasi bahwa bank sentral AS (The Fed) tidak akan segera menurunkan suku bunga, membuat pelaku pasar mengambil posisi lebih berhati-hati terhadap aset-aset berisiko, termasuk mata uang di negara berkembang seperti rupiah.

Selain itu, pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, dan beberapa pejabat tinggi lainnya turut menjadi fokus pasar global. Powell diperkirakan akan memberikan isyarat terkait arah kebijakan suku bunga di masa depan.

Jika sinyal tersebut mengindikasikan suku bunga akan tetap tinggi lebih lama, maka hal ini akan semakin memperkuat posisi dolar AS dan berujung pada tekanan terhadap mata uang Garuda.

Alhasil, investor cenderung mengalihkan modal dari negara-negara berkembang, yang berujung pada pelemahan rupiah.

Dukungan terhadap penguatan ekonomi AS juga didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah, yang diperkirakan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 2,7% pada tahun ini.

Optimisme ini membuat aset dalam bentuk dolar AS semakin diminati oleh investor global, sehingga meningkatkan tekanan terhadap rupiah.

Sementara itu, Bank Indonesia harus terus memantau perkembangan ini guna menjaga stabilitas nilai tukar dan mencegah dampak negatif yang lebih dalam terhadap perekonomian domestik.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev) Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Dolar AS ke Bawah Rp15.000 di Akhir Tahun? Ini Syaratnya

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Banyak Kabar Genting AS, Dolar Masih Bertahan di Rp 16.000

Read more