bandar303 login

2024-10-08 01:33:56  Source:bandar303 login   

bandar303 login,game slot penghasil uang langsung ke rekening tanpa modal,bandar303 login

Jakarta, CNBC Indonesia -Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan ini tak begitu menggembirakan, lantaran IHSG lagi-lagi mencatatkan penurunan. IHSG kembali terbebani oleh sentimen pasar global yang terus memburuk terutama efek makin memanasnya situasi di Timur Tengah.

Pada perdagangan Jumat (4/10/2024), IHSG ditutup turun 0,63% di level 7.496,09. Dalam sepekan IHSG telah terkoreksi 2,61%.

Secara teknikal, IHSG diprediksi akan turun menuju titik support selanjutnya di level 7.436. Namun, setelah menyentuh level support tersebut, IHSG bisa saja langsung berbalik arah tancap gas, karena pada pekan depan terdapat beberapa sentimen yang dapat membuat pasar saham RI lebih bergairah.

Pada Senin (7/10/2024), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan cadangan devisa periode September 2024. Sebelumnya, BI melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2024 tercatat sebesar US$ 150,2 miliar. Cadangan devisa ini meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2024 sebesar US$ 145,4 miliar.

Sebagai catatan, ini adalah rekor cadangan devisa tertinggi sejak Desember 2023, sebesar US$ 146,4 miliar.

Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa migas, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Berlanjut pada Selasa (8/10/2024), Bank Indonesia (BI) juga akan merilis hasil survey konsumen BI mengenai Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) periode September 2024.

Diinformasikan, Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat tipis dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2024 sebesar 124,4, lebih tinggi dibandingkan 123,4 pada bulan sebelumnya.

Kepala Departemen Komunikasi BI Menuturkan meningkatnya keyakinan konsumen pada Agustus 2024 didukung oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang tetap optimis dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menguat.

Baca:
Rupiah Merana Pekan Ini, Terburuk Sejak Pertengahan April 2024

Masih informasi dari Bank Indonesia (BI), dimana pada Rabu (9/10/2024), BI akan merilis penjualan ritel Indonesia periode Agustus 2024.

Diketahui, mencatat kinerja penjualan eceran dalam negeri melambat pada periode Juli 2024. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Ritel yang melambat dari sebelumnya sebesar 229 pada Juni menjadi hanya 212,4.

Secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Juli 2024 mengalami kontraksi 7,2% (mtm) setelah sebelumnya tumbuh 0,4% (mtm) pada Juni 2024.

Kelompok barang yang mengalami penurunan kinerja penjualan eceran adalah makanan, minuman dan tembakau minus 8,4%, serta suku cadang dan aksesoris minus 4,9% yang disebabkan oleh normalisasi permintaan pasca Hari Raya Iduladha.

Berlanjut pada Kamis (10/10/2024), terdapat data penjualan sepeda motor Indonesia periode September 2024.

Sebelumnya, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI melaporkan penjualan motor pada periode Januari-Agustus 2024 telah mencapai 4.343.781 unit. Angka tersebut naik tipis dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu sebanyak 4.211.737 unit, atau tumbuh 3,1%.

Namun, secara bulanan tercatat turun 4,1% menjadi 573.886 unit pada Agustus 2024, dibandingkan penjualan Juli 2024 yang mencapai 598.844 unit.

Dan pada akhir pekan Jumat (11/10/2024), terdapat data penjualan mobil Indonesia periode September 2024.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan whole sales (pabrik ke dealer) mobil nasional periode Agustus 2024 tumbuh 2,8% secara bulanan (mtm) menjadi 76.304 unit, dibandingkan Juli 2024 yakni 74.229 unit.

Adapun, penjualan retail (dealer ke konsumen) mobil nasional yang tumbuh 1,6% (mtm) pada periode Agustus 2024 menjadi 76.808 unit, dibandingkan periode Juli 2024 yang tercatat 75.608 unit.

Tak hanya dari dalam negeri, dari negeri Paman Sam juga akan banjir data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dapat mempengaruhi volatilitas pergerakan pasar keuangan RI.

Pada Selasa (8/10/2024), terdapat rilis data neraca perdagangan dan ekspor impor AS periode Agustus 2024.

Sebelumnya, pada periode Juli 2024, AS mencatatkan defisit perdagangan menjadi US$78,8 miliar, dan merupakan kesenjangan terbesar sejak Juni 2022, dibandingkan dengan defisit US$73 miliar pada Juni dan kira-kira sejalan dengan perkiraan pasar.

Sementara itu, ekspor meningkat 0,5% ke rekor tertinggi US$266,6 miliar, karena semikonduktor, barang pemerintah dan layanan keuangan sementara ada penurunan pengiriman mobil penumpang dan berlian permata.

Dan impor melonjak 2,1% menjadi US$345,4 miliar, nilai tertinggi sejak Maret 2022, dipimpin oleh pembelian aksesori komputer, emas nonmoneter, bentuk logam jadi, biaya untuk penggunaan kekayaan intelektual dan transportasi.

Berlanjut pada Kamis (10/10/2024), terdapat Risalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) atau yang biasa disebut FOMC Meeting Minutes, untuk membahas kebijakan moneter AS, sehingga para investor mendapatkan petunjuk mengenai hasil keputusan suku bunga di masa mendatang.

Baca:
Batu Bara Melesat di Tengah Kiamat Batu Bara Inggris, China Penyelamat

Masih di hari yang sama, AS juga akan merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) periode September 2024.

Sebagai informasi, Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2024 naik 0,2% secara bulanan (mtm) dan melandai menjadi 2,5% secara tahunan (yoy), dari 2,9% secara tahunan pada periode Juli. Hal ini menandai kenaikan tahunan terkecil sejak Februari 2021 dan menunjukkan bahwa inflasi sedang dalam perjalanan menuju target The Federal Reserve (The Fed) sebesar 2%.

Sementara, IHK inti (tidak termasuk makanan dan energi) naik sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan pada bulan Agustus, didorong oleh kenaikan tajam dalam harga layanan tempat tinggal dan transportasi.

Selain itu, masih di hari yang sama juga akan terdapat data klaim pengangguran awal hingga mingguan.

Dan pada akhir pekan Jumat (11/10/2024), AS juga akan merilis Indeks Harga Produsen (IHP) periode September 2024.

Diketahui, IHP AS, ukuran biaya barang dan jasa permintaan akhir yang diterima produsen, naik 0,2% pada periode Agustus 2024. Tidak termasuk makanan dan energi, IHP naik 0,3%, sedikit lebih tinggi dari estimasi konsensus 0,2%. Peningkatan inti sama ketika tidak termasuk layanan perdagangan. Pada basis 12 bulan, IHP utama naik 1,7%. Tidak termasuk makanan, energi, dan perdagangan, tingkat tahunan adalah 3,3%.

Selain itu, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pengajuan awal untuk tunjangan pengangguran berjumlah 230.000 untuk minggu yang berakhir pada tanggal 7 September, naik 2.000 dari periode sebelumnya dan lebih tinggi dari estimasi 225.000.

Sementara itu, China kini gencar melakukan aksi stimulus demi memperbaiki kondisi ekonominya yang masih melemah. Investor dapat melihat hasil stimulus China, salah satunya dari rilisnya cadangan devisa China periode September 2024 yang akan dirilis pada Senin (7/10/2024).

Diketahui sebelumnya, cadangan devisa China meningkat sebesar US$31,8 miliar hingga mencapai US$3,288 triliun pada Agustus 2024 dari US$3,256 triliun pada Juli, dibandingkan dengan perkiraan sebesar US$3,29 triliun. Hal ini menjadi bulan kedua berturut-turut ekspansi, mencapai level tertinggi sejak Desember 2015, karena dolar melemah terhadap mata uang lainnya.

CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">

Read more