no mistik togel

2024-10-07 23:51:05  Source:no mistik togel   

no mistik togel,cowok sd ganteng,no mistik togel

Jakarta, CNBC Indonesia- Pengamat minyak kini melihat ancaman nyata terhadap pasokan minyak mentah setelah Iran meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel, yang meningkatkan konflik di Timur Tengah. Analis menyebut infrastruktur minyak Iran mungkin akan segera menjadi target Israel karena mempertimbangkan tindakan balasan.

"Konflik Timur Tengah akhirnya dapat memengaruhi pasokan minyak," kata Saul Kavonic, analis energi senior di MST Marquee, seperti dikutip CNBC International, Rabu (2/10/2024).

"Ruang lingkup gangguan material terhadap pasokan minyak kini sudah dekat," tambahnya.

Pilihan Redaksi
  • Bus Sekolah Tabrakan & Terbakar saat Study Tour, 25 Guru-Siswa Tewas
  • Iran Sebut Serangan ke Israel Sudah Selesai, tapi...
  • Kronologi-Fakta Serangan Iran ke Israel: Iron Dome Bobol-AS Buka Suara
  • Pasukan Yaman Serang Israel, Tembak Drone ke Tel Aviv

Kavonic menyebut perkembangan terbaru ini dapat menjadi pengubah permainan. Ini setelah periode "kelelahan risiko geopolitik" yang berkepanjangan di mana para pedagang menepis ancaman gangguan pasokan minyak yang berasal dari situasi di Timur Tengah serta Ukraina.

Saat ini, setidaknya 4% dari pasokan minyak global terancam karena konflik sekarang langsung menyelimuti Iran. Kavonic menambahkan serangan atau sanksi yang lebih ketat dapat menaikkan harga hingga US$100 per barel lagi.

Perlu diketahui, harga minyak naik lebih dari 5% pada sesi sebelumnya setelah serangan rudal, sebelum meruncing ke kenaikan 2%. Patokan global Brent sekarang diperdagangkan 1,44% lebih tinggi pada US$74,62 per barel sementara minyak berjangka West Texas Intermediate AS naik 1,62% menjadi US$70,95 per barel.

Analis lain juga menggemakan peringatan Kavonic. Setidaknya ini dikatakan Presiden Rapidan Energy Group, Bob McNally.

"Ketika Israel beralih dari Gaza ke Lebanon dan Iran, perang memasuki fase baru dan lebih terkait energi," kata McNally menambahkan bahwa ia memperkirakan pembalasan Israel atas serangan rudal itu akan "sangat besar."

"Ini akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," katanya.

CIO Bison Interests, Josh Young, juga mengamati kemungkinan peningkatan potensi serangan terhadap infrastruktur minyak Iran sebagai balasan Israel yang akan mengganggu pasokan minyak. Menurutnya serangan itu menandai "eskalasi signifikan" oleh Iran.

Sementara itu, presiden di Lipow Oil Associates, Andy Lipow, mengatakan sejak konflik bersenjata Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober tahun lalu, gangguan pada pasar minyak telah terbatas. Pasar minyak juga tetap tertekan karena peningkatan produksi dari AS menambah gambaran pasokan, dan permintaan China yang melambat telah menekan harga.

Sebelumnya, serangan rudal terbaru Iran menyusul pengerahan pasukan darat Israel ke Lebanon selatan, mengintensifkan serangannya terhadap Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran. Sebagian besar dari 200 rudal yang diluncurkan dicegat oleh pertahanan Israel dan AS.

Serangan itu terjadi setelah Israel mengerahkan pasukan darat ke Lebanon selatan, meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran. Menurut data dari Badan Informasi Energi, Iran adalah produsen terbesar ketiga di antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, memproduksi hampir empat juta barel minyak per hari.


(sef/sef) Saksikan video di bawah ini:

Video: Bukti Perang Arab Ganggu Bisnis, Biaya Ekspor ke Eropa Naik 14%

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Harga Minyak Mentah RI (ICP) Melejit 4,57%, Dekati Level US$ 90/barel

Read more