kamplengan hk oovin

2024-10-08 01:15:55  Source:kamplengan hk oovin   

kamplengan hk oovin,totobet cambodia,kamplengan hk oovinJakarta, CNN Indonesia--

Seekor panda raksasa pinjaman jangka panjang dari Chinakepada Thailandmati saat berusia 21 tahun pada Rabu (19/4). Panda bernama Lin Hui tersebut meninggal di kebun binatang Thailand enam bulan sebelum dijadwalkan pulang.

Direktur Kebun Binatang Chiang Mai Wutthichai Muangman belum bisa memastikan penyebab kematian Lin Hui, panda raksasa itu.

Lihat Juga :
Panda Mati Mendadak di Thailand, China Curiga

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menolongnya sebanyak yang kami bisa sampai Lin Hui meninggalkan kita semua," kata Wutthichai, seperti diberitakan AFP.

[Gambas:Video CNN]



Tewarat Vejmanat, seorang dokter hewan yang terlibat dalam perawatan mengatakan panda itu telah menjalani pemeriksaan kesehatan setiap hari.

Panda itu juga sudah berusia lanjut yaitu 21 tahun, dan tidak ada tanda-tanda penyakit atau apapun seperti perbedaan dalam perilakunya sebelum dia jatuh sakit.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin buka suara mengenai hal tersebut.

Pilihan Redaksi
  • PBB: Jumlah Penduduk India Lampaui China di Pertengahan 2023
  • Wanita China Diultimatum Cerai Suami Jika Tak Miliki Anak di 2025

Wang mengatakan setelah China mengetahui tentang penyakit panda itu, pihak berwenang China segera membentuk tim ahli untuk melakukan penyelidikan bersama atas penyebab kematian.

"China berduka atas kematian panda raksasa Lin Hui," kata Wang Wenbin di Beijing.

Lin Hui sebelumnya menjadi yang terakhir dari tiga panda yang tinggal di kandang ber-AC di Kebun Binatang Chiang Mai, Thailand sejak 2003.

Sejak bertahun-tahun lalu, Lin Hui dan Chuang Chuang berjuang untuk mendapatkan keturunan. Mereka pun berhasil memiliki Lin Ping pada 2009 melalui inseminasi.

Pasangan laki-laki Lin Hui, Chuang Chuang, yang dipelihara bersama di Kebun Binatang Chiang Mai, meninggal di sana pada 2019 di usia 19 tahun.

Pasangan itu tiba di Chiang Mai pada 2003 dengan pinjaman 10 tahun yang kemudian diperpanjang 10 tahun lagi.



Saat pinjaman tersebut seolah-olah untuk tujuan penelitian dan konservasi, umumnya dianggap sebagai tindakan persahabatan oleh China yang telah mengirim panda ke banyak negara yang dianggap sebagai contoh diplomasi.

Ketika Chuang Chuang meninggal pada 2019, Menteri Lingkungan Hidup Thailand saat itu Varawut Silpa-archa mengatakan negara harus membayar US$500 ribu kepada pemerintah China sebagai kompensasi.

Belakangan dilaporkan penyebab kematiannya adalah gagal jantung. 

Lanjut ke sebelah...

Direktur kebun binatang Wutthichai mengatakan kebun binatang memiliki polis asuransi 15 juta baht (Rp6,4 miliar) untuk Lin Hui, yang awalnya akan dikembalikan ke China Oktober ini.

Dikutip dari AP, harapan hidup panda raksasa di alam liar adalah sekitar 15 tahun, tetapi di penangkaran mereka bisa hidup sampai usia 38 tahun.

Lihat Juga :
Sedang Panas, China-Taiwan Ternyata Bisa 'Akur' Demi Seekor Panda

Upaya konservasi selama beberapa dekade di penangkaran menyelamatkan spesies panda raksasa dari kepunahan. Setidaknya meningkatkan populasi panda dari awalnya kurang dari 1.000 menjadi lebih dari 1.800 di alam liar dan penangkaran.

Seorang influencerChina yang tinggal di Thailand, Shanshan mengunjungi kebun binatang Selasa (18/4) pagi dan memposting beberapa video Lin Hui di platform media sosial China Douyin. 

Salah satu videonya menunjukkan hidung Lin Hui tampak berdarah dan bintik merah terlihat di lehernya. Di klip lain, dia berbaring sambil menjilat hidungnya, dan ada jejak noda merah di lempengan bagian bawah kepalanya.

[Gambas:Video CNN]



"Ini adalah ketika kami baru saja sampai di sini, dia berbaring miring. Kemudian saya melihat hidungnya berdarah," kata dia di salah satu klip.

Menelusuri penyebab kematian Lin Hui akan memakan waktu. Sementara itu, cara dan detail waktu sepenuhnya tergantung pada China.

Di bawah kesepakatan kebun binatang dan proyek konservasi panda pemerintah China, autopsi tidak dapat dilakukan sampai ahli China hadir.

Lihat Juga :
Korban Tewas Kebakaran RS Beijing Jadi 29 Orang, Sebagian Besar Lansia

Beberapa pengguna internet Thailand berspekulasi bahwa polusi udara di Thailand utara, yang dalam beberapa pekan melonjak ke tingkat yang dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia, berkontribusi pada kematian Lin Hui.

Namun, staf kebun binatang menampik hal itu. Pihaknya mengatakan Lin Hui tinggal di ruang tertutup di area kebun binatang yang dianggap memiliki "udara terbersih".

Read more