kodal sdy

2024-10-07 23:40:51  Source:kodal sdy   

kodal sdy,bpotelpro,kodal sdy

Jakarta, CNBC Indonesia -Harga batu bara kembali ambrol ke bawah US$ 140 per ton mendekati level terendah dalam dua bulan terakhir.

Melansir data Refinitiv, harga batu bara acuan ICE Newscastle kontrak Oktober pada perdagangan kemarin Senin (9/9/2024) berakhir di posisi US$ 138,40 per on, dalam sehari susut 1,84%.

Depresiasi tersebut membawa harga batu bara menyentuh level terendah sejak 24 Juli 2024. Sudah lima pekan beruntun harga komoditas fosil ini berada dalam tren pelemahan.

Sejumlah data ekonomi China yang loyo menjadi penyebab harga batu bara turun. Kondisi manufaktur yang terkontraksi membuat permintaan pabrik menurun.

Menurut data PMI Manufaktur oleh NBS, sang Naga Asia ini sudah selama empat bulan beruntun menunjukkan kontraksi pada sektor manufaktur. Selain itu, inflasi konsumen sebesar 0,6% secara tahunan (yoy) pada Agustus, melambat lebih dalam dari proyeksi yang berharap tumbuh 0,7% yoy. Ini menunjukkan daya beli masih cukup lemah

Padahal, negeri Tirai Bambu ini merupakan negara yang mengimpor batu bara terbesar di dunia. Kondisi ekonomi yang lemah membuat prospek permintaan menjadi suram.

Baca:
Optimisme Pengusaha Batu Bara di Tengah Tantangan Dunia

Meski begitu, cuaca buruk yang terjadi akhir-akhir ini memungkinkan penurunan produksi yang bisa mendongkrak harga kembali.

Melansir laman the Hindu business line, produksi dan pengiriman batu bara India anjlok ke level terendah dalam lebih dari satu setengah tahun, dengan tingkat pertumbuhan merosot ke wilayah negatif untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan pada Agustus 2024 akibat curah hujan yang meluas dan di atas normal, yang kemudian berdampak pada pertambangan dan mobilitas.

Berdasarkan data Kementerian India, produksi batu bara turun 7,5% secara tahunan (YoY) dan lebih dari 15% secara bulanan (MoM) menjadi 62,76 juta ton, terendah sejak Maret 2023.

Baca:
Bumi Resources Ungkap Tantangan Bisnis Batu Bara Tahun Ini

Begitu pula, pengiriman atau pasokan batu bara-sebagian besar untuk pembangkit listrik tenaga termal (TPP)-turun 6,35% yoy dan 13% MoM menjadi 70,39 MT, yang juga merupakan yang terendah dalam lebih dari 18 bulan, kecuali September 2023, ketika pengiriman untuk bulan tersebut berada di angka 70,31 MT.

Secara historis, bulan-bulan musim hujan Juni-September mengakibatkan aktivitas pertambangan dan transportasi menurun karena hujan menghambat mobilitas. Hujan yang meluas dan lebat hingga sangat lebat di seluruh India timur berdampak pada pertambangan dan pergerakan tahun ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">

Read more